Kenali Penyebab Bisnis Franchise Gagal atau Tidak Berkembang
FLEIBISNIS - Mengembangkan bisnis dengan konsep franchise dapat dikatakan mudah-mudah susah. Dibilang mudah karena semua sudah terbentuk dari awal. Ada sejarah dan ada proses perjalanan yang sudah dilakukan hingga bisnis itu siap dikembangkan dengan franchise. Sistemnya sudah terbentuk dari pengalaman dan proses perintisan. Susahnya jika ternyata rencana tidak berjalan sesuai dengan harapan. Ada saja kendala yang terjadi, misalnya banyaknya outlet yang tutup atau gagal dalam pengembangan.
Burang Riyadi atau biasa disapa dengan Burang, yang lebih dari 20 tahun menggeluti profesi sebagai konsultan franchise mengatakan beberapa penyebab sulitnya berkembang atau gagalnya outlet disebabkan oleh 3 (tiga faktor) sebagai berikut:
Faktor Eksternal. Faktor ini merupakan faktor penyebab diluar kuasa dari pengelola outlet. Penyebabnya bisa saja dari adanya peraturan pemerintah yang memberatkan pebisnis dalam menjalankan atau mengembangkan bisnisnya, akses jalan di depan toko outlet ditutup karena berbagai hal misalnya akan dibangun gedung lain, hadirnya kompetitor bisnis sejenis yang lebih agresif di pasar, dan lain sebagainya yang menjadikan pasar berubah atau bahkan hilang.
Untuk menghindari penyebab dari faktor eksternal ini, sangat perlu dilakukan analisa dan pengkajian yang lebih tepat dan mendalam saat dilakukan pemilihan lokasi outlet. Selain itu perlu juga untuk diperhatikan situasi dan kondisi lokasi, peraturan daerah setempat baik tertulis atau yang menjadi tradisi, potensi pasar dan siapa dan jumlah kompetitor untuk bisnis sejenis di area tersebut.
Faktor Internal. Dapat dikatakan faktor internal ini sangat kompleks. Harus dianalisa lebih mendalam lagi. Penyebab dari faktor internal bisa saja berasal dair pengelola outlet tidak mengikuti Standard Operational Procedure (SOP) yang sudah ditetapkan oleh Franchisor, kurangan staf di masing-masing outlet, para pekerja atau staf yang tidak terampil, kekurangan uang, para pemiliknya berselisih, dan lain sebagainya.
Menangangi situasi kegagalan yang disebabkan faktor internal seperti ini, biasanya diatasi dengan pemilik merek/Franchisor untuk mengambil alih sementara pengelolaan outlet. Franchisor biasanya akan menurunkan tim kerjanya untuk menangani persoalan dalam pengelolaan outlet dengan menyelaraskan kepada sistem-sistem di outlet yang diatur dalam SOP. Apabila situasi dan kondisi sudah membaik, maka pengelolaan outlet akan kembali diserahkan kepada Franchisee sambil tetap dilakukan pengawasan, pengarahan dan bahkan pelatihan ulang.
Hubungan Franchisor dan Franchisee yang tidak baik. Perlu diketahui bahwa dalam mengembangkan franchise kedua belah pihak disebut sebagai mitra kerjasama. Sama-sama harus memiliki tujuan yang sama dalam mengembangkan bisnis sehingga menghasilkan keuntungan untuk bersama. Namun hubungan antar manusia terkadang tidak dapat terelakan.
Permasalahan yang biasa sering terjadi adalah permasalahan dukungan dari Franchisor/Pemilik brand. Bahkan tidak sedikit karena faktor "like and dislike" yang menjadi terkesan tidak profesional. Jika penyebab kegagalan outlet tidak berkembang karena penyebab ini maka manjemen Franchisor perlu mengambil kebijaksanaan dengan menyelesaikan situasi yang non-teknis terlebih dulu. Kemudian dilakukan perbaikan hal-hal yang bersifat teknis. Diharapkan kedua belah pihak harus tetap professional dan berfokus kepada kepentingan bersama dari kerjasama yang dijalankan ini.
Bagaimana agar kedepannya tidak terulang hal-hal penyeban kegagalan seperti ini?
Menurut Burang, hal paling penting di dalam bermitra adalah menemukan pasangan mitra yang "COCOK" satu sama lain untuk bekerjasama jangka panjang. Franchisor/pemilik brand sebelum melakukan kerjasama denagn calon mitra baru diharapkan untuk dapat melakukan evaluasi terhadap calon mitra yang akan menjadi Franchisee-nya. Perlu mengkaji karakter pribadi yang lebih sungguh-sungguh. Carilah mitra yang memiliki karakter yang sistematis, mau mengikuti SOP yang sudah ada, tidak terlalu kreatif dan terlalu banyak ide yang sebenarnya nanti akan membiaskan tujuan dan standar yang sudah terbentuk. Setelah itu baru melihat kemampuan keuangan dan skill/keterampilan teknis untuk pengelolaan outlet franchisenya.
Sementara untuk Franchisee, harus memiliki konsep ini adalah sebuah Kerjasama Team dengan pemilik brand/Franchisor dan diharapkan bisa bekerjasama, memiliki tujuan yang sama dan terarah serta memiliki komunikasi yang baik dengan franchisornya.
Selamat menjalankan bisnis franchise. Semoga bermanfaat untuk semua pihak.